Pengertian
Work Sampling
Work Sampling adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah
besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau
pekerja/operator. Pada awalnya cara ini dikembangkan di Inggris oleh seorang
yang bernama L.H.C. Tippet di pabrik tekstil di Inggris, tetapi
karena kegunaannya cara ini kemudian
dipakai di negara lain secara lebih luas. Dari namanya dapat diduga bahwa cara
ini menggunakan ilmu statistik, tetapi
pada sampling pekerjaan hal ini tampak
lebih nyata. Pengukuran waktu jam henti merupakan cara langsung karena dilakukan
dengan melakukan pengukuran secara langsung di tempat berjalannya pekerjaan. Bedanya dengan cara jam henti
adalah bahwa pada cara sampling pekerjaan pengamatan tidak terus menerus berada
ditempat pekerjaan melainkan mengamati (di tempat pekerjaan) hanya pada sesaat
pada waktu yang ditentukan secara acak. sampling pekerjaan dilakukan secara
sesaat pada waktu yang ditentukan secara acak (Sutalaksana, 1979). Metode sampling pekerjaan sangat cocok untuk digunakan dalam melakukan
pengamatan atas pekerjaan yang sifatnya tidak berulang dan memiliki waktu yang
relatif panjang. Pada dasarnya prosedur pelaksanaanya cukup sederhana,
yaitu melakukan pengamatan aktifitas kerja untuk selang waktu yang diambil
secara acak terhadap satu atau lebih mesin atau operator dan kemudian
mencatatnya apakah mereka ini dalam keadaan bekerja atau menganggur (Sritomo,
1992).Kegunaan dan Langkah Sampling Pekerjaan Sampling pekerjaan mempunyai beberapa
kegunaan lain di bidang produksi sampling untuk menghitung waktu penyelesaian.
Kegunaan tersebut yaitu untuk mengetahui distribusi pemakaian waktu sepanjang
waktu kerja oleh pekerja atau kelompok kerja, mengetahui tingkat pemanfaatan
mesin-mesin atau alat-alat di pabrik, menentukan waktubaku bagi pekerja-pekerja
tidak langsung dan dapat memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan
(Sutalaksana, 1979). Selanjutnya langkah dalam melakukan sampling pekerjaan tidak berbeda
dengan cara jam henti. Begitu pula langkah-langkahnya adalah menetapkan tujuan
pengukuran, yaitu untuk apa samplingpekerjaan dilakukan, yang akan menentukan besarnya
tingkat ketelitian dan keyakinan. Jikasampling ditujukan untuk mendapatkan waktu baku,
lakukanlah penelitian pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya sistem kerja
yang baik. Jika sebelum, perbaikan atas kondisi dan cara kerja harus dilakukan
dahulu. Memilih operator yang baik, bila perlu mengadakan latihan bagi para
operator yang dipilih agar bisa dan terbiasa dengan sistem kerja yang
dilakukan. Melakukan pemisahan kegiatan sesuai yang ingin didapatkan.Menyiapkan
perlatan yang diperlukan berupa papan pengamatan, lembar-lembar pengamatan,
pena atau pensil (Sutalaksana, 1979). Cara melakukan sampling pengamatan dengan sampling pekerjaan juga tidak berbeda dengan
yang dilakukan untuk cara jam henti yaitu yang terdiri dari tiga langkah yaitu
melakukan samplingpendahuluan,
menguji keseragaman data dan menghitung jumlah kunjungan yang diperlukan.
Langkah ini dilakukan terus sampai jumlah kunjungan mencukupi yang diperlukan
untuk tingkat keyakinan yang diperlukan (Sutalaksana, 1979). Pada langkah sampling pendahuluan dilakukan sejumlah
kunjungan yang banyaknya ditentukan oleh pengukur, biasanya tidak kurang dari
30. Pada langkah pengujian keseragaman data, didapatkan batas kontrol atas dan batas kontrol bawah. Batas
kontrol yang kita cari bisa kita dapatkan melalui rumus sebagai berikut:
dengan nilai P1 didapatkan dengan rumus sebagai
berikut:
Menghitung jumlah
pengamatan yang diperlukan yaitu diperlukan tingkat ketelitian dan tingkat
keyakinan. Jumlah pengamatan yang diperlukan untuk tingkat ketelitian 5% dan
tingkat keyakinan 95% diketahui melalui rumus sebagai berikut:
Dimana k adalah
konstanta, S adalah tingkat ketelitian dan P didapatkan melalui rumus sebagai
berikut:
Waktu
Baku Pengamatan Acak
Kunjungan dilakukan
dalam waktu yang ditentukan secara acak. Biasanya satu hari kerja dibagi ke
dalam satuan waktu yang besarnya ditentukan oleh pengukur. Biasanya panjang
satuan waktu tidak terlampau singkat dan juga tidak terlampau panjang.
Berdasarkan satuan waktu inilah saat-saat kunjungan ditentukan.
Selanjutnya dikatakan bahwa panjang satuan waktu tidak
terlalu pendek dan juga tidak terlalu panjang. Pertama kalinya sudah jelas,
yaitu bila terlalu pendek misalkan satu menit, kemugkinan mendapatkan dua atau
lebih kunjungan berturut-turut setiap satu menit sekali tentunya menyulitkan.
Kedua mudah pula dimengerti, yang akan menyebabkan jumlah kunjungan per hari
terbatas yang berarti akan menjadikan masa pengamatan sampling pekerjaan
lebih lama(Sutalaksana,
1979).
Seperti yang sudah diketahui bahwa studi sampling kerja
akan dapat menjawab beberapa hal yaitu persentase atau proporsi antara aktvitas
dan idle,
penetapan waktu baku kegiatan. Seperti halnya dalam Stopwatch Time Study maka
disini juga harus diestimasikan terlebih dahulu performance
rating dari operator yang
diukur dan waktu longgar yang ada (Sritomo, 1992).
Dalam penghitungan waktu baku, waktu kelonggaran dan
faktor penyesuaian sangat menentukan.
Lebih mudahnya dapat dilakukan melalui urutan langkah
dari rumus sebagai berikut:
Kelonggaran dapat
ditentukan dari 2 hal yaitu sifat kegiatan dari kegiatan kelonggaran yang tidak
selalu tampak sebagai kegiatan yang berdiri sendiri. Misalnya, untuk
menghilangkan rasa fatigue operator tidak selalu berhenti bekerja, tetapi juga
dapat dengan melambatkan kecepatan kerja. Kedua adalah bahwa operator yang
diukur harus seorang yang melakukan kegiatan-kegiatan kelonggaran secara wajar,
artinya dia tidak bercakap-cakap terlampau banyak, sering minum atau ke kamar
kecil karena badan yang tidak sehat dan sebagainya. Hal ini adalah untuk
menjamin agar kelonggaran yang berakhirnya didapatkan merupakan kelonggaran
yang sepantasnya (Sutalaksana, 1979). Cara schumard memberikan
patokan penilaian melalui kelas-kelas performance kerja
dimana setiap kelas mempunyai nilai sendiri. Pengukur diberi patokan untuk
menilai performance kerja
operator menurut kelas-kelas Superfast+,
Fast, Fast-, Exellent dan seterusnya. Seorang yang
dipandang bekerja normal diberi nilai 60, dengan nama performance kerja
yang lain dibandingkan untuk menghitung faktor penyesuaian.
Kelas
|
penyesuaian
|
Superlast
Fast +
Fast
Fast –
Exellent
Good +
Good
Good –
Normal
Fair +
Fair
Fair -
Poor
|
100
95
90
85
80
75
70
65
60
55
50
45
40
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar